Tugas menyimak bahasa bugis makassar toraja
SUASANA
MENYIMAK
Dalam bab ini
secara berturut- turut kita akan memperbincangkan hal – hal yang berkenaan
dengan
a.
Suasana menyimak yang bersifat desensif
(bertahan) yang merupakan salah satu ciri insan hidup ,suasana – suasana
desensif atau bertahan biasanya di manipulasikan dalam pesan – pesan lisan yang
mengandung maksud bersungguh – sungguh dan tersirat,antara lain pesan – pesan
yang bersifat :
Ø
Evaluatif . Hal ini hal ini biasanya terjadi
pada seorang penyimak saksama yang telah mendengar dengan jelas dari ujaran
seorang pembicara yang secara sadar atau tidak sadar memancing penilaian
khusus.
Contoh : ‘’kami akan menunjukan kepada anda , apakah
anda orang yang saleh atau tidak,orang yang rajin atau malas , orang yang
berkpribadian atau tidak , orang yang jujur atau munafik.
Ø
Mengawasi. Pesan – pesan yang disampaikan oleh
sang pembicara adakalanya membuat para penyimak bersiap- siap untuk mengontrol
benar - ntidaknya ,tepat – melesetnya, jujur – tidaknya, objektif – subjektif
ujaran itu.
Ø
Strategis . adakalanya pesan – pesan yang di
sampaikan oleh seseorang dalam ujaran atau pidatonya, secara sadar atau tidak
sadar, membuat para penyimak siap untuk memasang kuda – kuda siasat atau
pertahanan yang bersifat strategis.
Ø
Netral . tidak jarang pesan yang di sampaikan
atau di kemukakan oleh sang pembicara , merangsang para penyimak untuk
bertindak atau berpikir secara netral , tidak memihak pada orang atau golongan
tertentu.
Ø
Superior . menganggap diri sendiri lebih unggul
dari pada orang lain.
Ø
Pasti dan tentu. Sang pembicara yang
mengemukakan sesuatu yang pasti, yang
sudah tertentu, memancing dan merangsang para penyimak untuk bersifat bertahan
atau defensif.
b.
Suasana menyimak yang bersifat suportif (menunjang
) . kalau suasana komunikasi defensif kerap kali ditimbulkan oleh pesan – pesan
manipulatif yang mengimplikasikan evaluasi, pengawasan siasat atau strategi ,
kenetralan, superioritas, dan kepastian dari pihak pembicara , maka suasana
komunikasi suportif atau susana komunikasi yang bersifat mendukung yang akan
kita bicarakan dalam keenam butir perangsang atau pemancing komunikasi ;
Ø
Deskripsi . Suasana menyimak dapat berupa
komunikasi suportif apabila sang pembicara dalam ujarannya mengimplikasikan
pemberian atau deskripsi yang lebih banyak.
Ø
Orientasi permasalahan. Ujaran atau pembicaraan yang beriorentasi
pada berbagai permasalahan pun dapat pula menjelaskan suasana menyimak yang
suportif pada pihak menyimak.
Ø
Spontanitas. Sang pembicara yang dapat
memanfaatkan unsur ‘ spontanitas’ dalam ujaran atau ucapannya jelas akan membuat
para penyimak lebih mudah mencerna dan menangkap isi pesan – pesan yang
disampaikan.
Ø
Empati . ketegasan merupakan suatu unsur penting
yang harus di manfaatkan oleh sang pembicara dalam menyampaikan pesan –
pesannya.
Ø
Ekualitas. Unsur lain dalam ujaran yang dapat
menjelmakn suasan sportif dalam kegiatan menyimak adalah ekualitas atau
persamaan (hak )
Ø
Provisionalisme. Ketetapan, ketentuan, walaupun
bersifat sementara merupakan salah satu unsur pembentuk suasana menyimak yang
suportif.
c.
Saran –saran praktis meningkatkan keterampilan
menyimak yang kita terapkan di bawah ini :
Ø
Bersikaplah secara positif
Kita harus beranggaapan bahwa sang
pengbicara adalah orang penting dan menarik , orang yang mempunyai banyak
pengetahuan dan akan menyajikan bahan – bahan
dan gagasan – gagasan yang berguna dan menyenang kan bagi kita.
Ø
Ertindaklah responsif
Selaku penyimak yang baik . kita
harus bertanya pada diri kita sendiri, apa yang di kehendaki atau di tuntut
oleh sang pembicara kepada/ dari kita.
Ø
Cegahlah gangguan – gangguan
Agar dapat menjadi penyimak yang baik
, memang kita harus dapat menentang serta mencegah gangguan – gangguan atau
kendala yang mungkin timbul.
Ø
Simak dan tangkaplah dari maksud pembicara
Adakalnya pada permulaan pembicaraan
untuk menyampaikan pesannya , sang pembicara justru mengutarakan atau
menyatakan ataupun mengimplikasikan maksud dan tujuan penampilannya.
Ø
Carilah tanda – tanda apa yang akan datang
Para pembicara yang berpengalaman
menyatakan maksud dan tujuan mereka dengan jelas , memberi penekanan pada butir
– butir penting, serta menyajikan prapandangan bagi kerangka pidato atau
ujarannya dengan maksud membantu para penyimaknya agar dapat mengikuti apa- apa
yang di tampilkan atau di sajikannya.
Ø
Carilah rangkuman pembicaraan terlebih dahulu.
Di samping menyajikan petunjuk –
petunjuk mengenai apa- apa yang akn datang , biasanya para pembicara yang sudah
berpengalamn, yang sudah banyak makan garam dalam berbicara memperlengkapi pula
pidatonya dengan rangkuman – rangkuman terdahulu.
Ø
Nilailah bahan – bahan penunjang
Kalau situasi – situasi menuntut kita menyimak kritis, seperti pada
persuasi atau pemecahan masalah ,simaklah baik – baik secara cermat penjelasan-
penjelasan atau keterangan – keterangan logis , contoh- contoh yang relevan,
fakta – fakta dan kesaksian- kesaksian.
Ø
Carilah petunjuk – petunjuk nonverbal
Gaya , mimik, gerak gerikdan gerakan
pembicara merupakan agian vital dari pesannya.
d.
Upaya menyimak tepat guna. Menjadi seorang
penyimak yang baik, penyimak yang tepat guna memang merupakn keinginan yang
terpuji. Beberapa upaya kita dapat meningkatkan diri kita menjadi penyimak yang
lebih tepat guna.
Ø
Kembangkan suatu kemauan atau kesudian menyimak,
Diman ada kem auan di situ ada jalan , kata pepatah kita tampa kemauan tidak
ada pekerjaan yang akan beres apalagi mendatangkan hasil yang memuaskan.
Ø
Menyimaklah lebih lama, waktu adalah uang, kata
pepatah lama,. Untuk masa kini pepatah itu kita bisa ubah menjadi waktu adalah
kehidupan.Menyimaklah lebih sering, keberhasilan dalam menyimak , selain di
tentukan oleh lamanya, juga ditentukan oleh kekerapannya, atau keseringannya.
Ø
Menyimaklah dengan penuh respek adanya kesediaan
dan kesudian untuk menyimak suatu ujaran , misalnya ceramah atau kuliah ,
berarti adanya suatu keyakinan bahwa
sang pembicara mempunyai kelebihan dalam topik itu.
Ø
Menyimaklah dengan umpan balikdalam kegiatan
menyimak, sadar atau tidak sadar sebenarnya kita ingin membandingkan sang
pembicara dan pembicara lainya,bahkan dengan pengetahuan kita sendiri.
Ø
Menyimaklah dengan tenang dan tengganhg hati,
kegelisahan dan prasangka kegiatan
memang tidak baik.
Ø
Menyimaklah secara analisis, padla kita saat
menyimak perlu pula kita menganalisisbutir Menyimaklah tampa keadaan membela
diri, membela diri memang peru kalau pada tempatnya . membela diri yang sudah
jelas bersalah adalah munafik.
Ø
Menyimaklah dengan prasangka dan stereotip yang
minim, manusia hidup memang tidak bisa bebas sama sekali dari prasangka dan
sifat meniru – niru.
Ø
Simaklah tanda – tanda nonverbal dan carilah hal
– hal yang tidak konsukuen, gaya, gerak – geri, mimik , ekspresi wajah sang
pembicara pada saat penampilanya pula membantu penyimak memahami butir – butir
ujarannya.
e.
Aneka kendala menyimak efektif, walaupun kita
berusaha sekuat daya untuk meningkatkandiri kita menjadi seoraang penyimak yang
baik , tetap saja ad
Berbagai
rintangan atau kendla yang harus kita hadapi. Ada berbagai kondisi eksternal
yang justru dapat menghalangi kita menjadi penyimak yang efektif :
Ø
Keegosentrisan
Ø
Keengganan ikut terlibat
Ø
Ketakutan akan perubahan
Ø
Keinginan menghindari pernyataan
Ø
Pertimbangan yang prematur
Ø
Puas terhadap penampilan eksternal.
f.
Perilaku menyimak ,memang terdapat berbagai
alasan kenapa orang mau menyimak : namun demikian hanya terdapat dua tipe
perilaku dalam menyimak, yaityu :
1.
Menyimak faktual yaitu penguasaan yang mantap
gterhadap tekhnik – tekhnik menyimak factual ini justru memudahkan sang
penyimak untuk menangkap serta memahami fakta- fakta, konsep – konsep serta
informasi yang di sampaikan sang pembicara.yang menuntut 4 keterampilan khusus menyimak , yaitu :
Ø
Kita harus melibatkan diri secara total pada
situasi komunikasi.
Ø
Kita harus menguasai seni atau kiat pembuatan
cacatan yang tepat guna.
Ø
Kita harus mencari serta menganalisis sarana-
sarana penunjang yang di utarakan oleh sang pembicara.
Ø
Kita harus mencari pola organisasi dan struktur
keseluruhan sang pembicara.
2.
Menyimak empatik, menyimak empatik menolong kita
untuk memahami sikap psikologis dan emosional sang pemicara dan bagaimana sikap
tersebut mempengaruhi ujarannya. Ada beberap perilaku yang di tuntut dalam
kegiatan menyimak empatik, di antaranya adalah :
Ø
Memperhatikan isyarat – isyarat nonverbal
Ø
Menempatkan posisi pada orang lain
Ø
Memusatkan perhatian pada pesan , bukan pada
penampilan.
g.
Meningkatkan perilaku menyimak, setiap orang
ingin menjadi penyimak yang unggul haruslah berusaha meningkatkan perilaku
menyimak dalam dirinya. Memang banyak upaya yang dapat di lakukan untuk
mencapai maksud baik ini.di bawah ini kita kemukakan beberapa langkah khusus
untuk meningkatkan keteramoilan menyimak. Terutama bagi peningkatan perilaku
menyimak .
Ø
Menerima keanehan sang pembicara.
Ø
Memperbaiki sikap.
Ø
Memperbaiki lingkungan.
Ø
Jangan dulu memberikan pertimbangan.
Ø
Meningkatkan pembuatan catatan
Ø
Menyaring tujuan – tujuan menyimak yang spesifik
Ø
Memanfaatkan waktu secara bijaksana
Ø
Menyimak secara rasional.
Ø
Berlatih menyimak bahan – bahan yang sulit.
0 komentar — Skip ke Kotak Komentar
Posting Komentar — or Kembali ke Postingan