Free Template, Anime, And Manga

Tugas menyimak bahasa bugis makassar toraja

Bagikan ke Teman! :




SUASANA MENYIMAK
Dalam bab ini secara berturut- turut kita akan memperbincangkan hal – hal yang berkenaan dengan
a.       Suasana menyimak yang bersifat desensif (bertahan) yang merupakan salah satu ciri insan hidup ,suasana – suasana desensif atau bertahan biasanya di manipulasikan dalam pesan – pesan lisan yang mengandung maksud bersungguh – sungguh dan tersirat,antara lain pesan – pesan yang bersifat  :
Ø  Evaluatif . Hal ini hal ini biasanya terjadi pada seorang penyimak saksama yang telah mendengar dengan jelas dari ujaran seorang pembicara yang secara sadar atau tidak sadar memancing penilaian khusus.
Contoh  : ‘’kami akan menunjukan kepada anda , apakah anda orang yang saleh atau tidak,orang yang rajin atau malas , orang yang berkpribadian atau tidak , orang yang jujur atau munafik.
Ø  Mengawasi. Pesan – pesan yang disampaikan oleh sang pembicara adakalanya membuat para penyimak bersiap- siap untuk mengontrol benar - ntidaknya ,tepat – melesetnya, jujur – tidaknya, objektif – subjektif ujaran itu.
Ø  Strategis . adakalanya pesan – pesan yang di sampaikan oleh seseorang dalam ujaran atau pidatonya, secara sadar atau tidak sadar, membuat para penyimak siap untuk memasang kuda – kuda siasat atau pertahanan yang bersifat strategis.
Ø  Netral . tidak jarang pesan yang di sampaikan atau di kemukakan oleh sang pembicara , merangsang para penyimak untuk bertindak atau berpikir secara netral , tidak memihak pada orang atau golongan tertentu.
Ø  Superior . menganggap diri sendiri lebih unggul dari pada orang lain.
Ø  Pasti dan tentu. Sang pembicara yang mengemukakan sesuatu  yang pasti, yang sudah tertentu, memancing dan merangsang para penyimak untuk bersifat bertahan atau defensif.
b.      Suasana menyimak yang bersifat suportif (menunjang ) . kalau suasana komunikasi defensif kerap kali ditimbulkan oleh pesan – pesan manipulatif yang mengimplikasikan evaluasi, pengawasan siasat atau strategi , kenetralan, superioritas, dan kepastian dari pihak pembicara , maka suasana komunikasi suportif atau susana komunikasi yang bersifat mendukung yang akan kita bicarakan dalam keenam butir perangsang atau pemancing komunikasi ;
Ø  Deskripsi . Suasana menyimak dapat berupa komunikasi suportif apabila sang pembicara dalam ujarannya mengimplikasikan pemberian atau deskripsi yang lebih banyak.
Ø  Orientasi permasalahan.  Ujaran atau pembicaraan yang beriorentasi pada berbagai permasalahan pun dapat pula menjelaskan suasana menyimak yang suportif pada pihak menyimak.
Ø  Spontanitas. Sang pembicara yang dapat memanfaatkan unsur ‘ spontanitas’ dalam ujaran atau ucapannya jelas akan membuat para penyimak lebih mudah mencerna dan menangkap isi pesan – pesan yang disampaikan.
Ø  Empati . ketegasan merupakan suatu unsur penting yang harus di manfaatkan oleh sang pembicara dalam menyampaikan pesan – pesannya.
Ø  Ekualitas. Unsur lain dalam ujaran yang dapat menjelmakn suasan sportif dalam kegiatan menyimak adalah ekualitas atau persamaan (hak )
Ø  Provisionalisme. Ketetapan, ketentuan, walaupun bersifat sementara merupakan salah satu unsur pembentuk suasana menyimak yang suportif.
c.       Saran –saran praktis meningkatkan keterampilan menyimak yang kita terapkan di bawah ini :
Ø  Bersikaplah secara positif
Kita harus beranggaapan bahwa sang pengbicara adalah orang penting dan menarik , orang yang mempunyai banyak pengetahuan dan akan menyajikan bahan – bahan  dan gagasan – gagasan yang berguna dan menyenang kan bagi kita.
Ø  Ertindaklah responsif
Selaku penyimak yang baik . kita harus bertanya pada diri kita sendiri, apa yang di kehendaki atau di tuntut oleh sang pembicara kepada/ dari kita.
Ø  Cegahlah gangguan – gangguan
Agar dapat menjadi penyimak yang baik , memang kita harus dapat menentang serta mencegah gangguan – gangguan atau kendala yang mungkin timbul.
Ø  Simak dan tangkaplah dari maksud pembicara
Adakalnya pada permulaan pembicaraan untuk menyampaikan pesannya , sang pembicara justru mengutarakan atau menyatakan ataupun mengimplikasikan maksud dan tujuan penampilannya.
Ø  Carilah tanda – tanda apa yang  akan datang
Para pembicara yang berpengalaman menyatakan maksud dan tujuan mereka dengan jelas , memberi penekanan pada butir – butir penting, serta menyajikan prapandangan bagi kerangka pidato atau ujarannya dengan maksud membantu para penyimaknya agar dapat mengikuti apa- apa yang di tampilkan atau di sajikannya.
Ø  Carilah rangkuman pembicaraan terlebih dahulu.
Di samping menyajikan petunjuk – petunjuk mengenai apa- apa yang akn datang , biasanya para pembicara yang sudah berpengalamn, yang sudah banyak makan garam dalam berbicara memperlengkapi pula pidatonya dengan rangkuman – rangkuman terdahulu.
Ø  Nilailah bahan – bahan penunjang
Kalau situasi – situasi  menuntut kita menyimak kritis, seperti pada persuasi atau pemecahan masalah ,simaklah baik – baik secara cermat penjelasan- penjelasan atau keterangan – keterangan logis , contoh- contoh yang relevan, fakta – fakta dan kesaksian- kesaksian.
Ø  Carilah petunjuk – petunjuk nonverbal
Gaya , mimik, gerak gerikdan gerakan pembicara merupakan agian vital dari pesannya.
d.      Upaya menyimak tepat guna. Menjadi seorang penyimak yang baik, penyimak yang tepat guna memang merupakn keinginan yang terpuji. Beberapa upaya kita dapat meningkatkan diri kita menjadi penyimak yang lebih tepat guna.
Ø  Kembangkan suatu kemauan atau kesudian menyimak, Diman ada kem auan di situ ada jalan , kata pepatah kita tampa kemauan tidak ada pekerjaan yang akan beres apalagi mendatangkan hasil yang memuaskan.
Ø  Menyimaklah lebih lama, waktu adalah uang, kata pepatah lama,. Untuk masa kini pepatah itu kita bisa ubah menjadi waktu adalah kehidupan.Menyimaklah lebih sering, keberhasilan dalam menyimak , selain di tentukan oleh lamanya, juga ditentukan oleh kekerapannya, atau keseringannya.
Ø  Menyimaklah dengan penuh respek adanya kesediaan dan kesudian untuk menyimak suatu ujaran , misalnya ceramah atau kuliah , berarti adanya  suatu keyakinan bahwa sang pembicara mempunyai kelebihan dalam topik itu.
Ø  Menyimaklah dengan umpan balikdalam kegiatan menyimak, sadar atau tidak sadar sebenarnya kita ingin membandingkan sang pembicara dan pembicara lainya,bahkan dengan pengetahuan kita sendiri.
Ø  Menyimaklah dengan tenang dan tengganhg hati, kegelisahan dan prasangka  kegiatan memang  tidak baik.
Ø  Menyimaklah secara analisis, padla kita saat menyimak perlu pula kita menganalisisbutir Menyimaklah tampa keadaan membela diri, membela diri memang peru kalau pada tempatnya . membela diri yang sudah jelas bersalah adalah munafik.
Ø  Menyimaklah dengan prasangka dan stereotip yang minim, manusia hidup memang tidak bisa bebas sama sekali dari prasangka dan sifat meniru – niru.
Ø  Simaklah tanda – tanda nonverbal dan carilah hal – hal yang tidak konsukuen, gaya, gerak – geri, mimik , ekspresi wajah sang pembicara pada saat penampilanya pula membantu penyimak memahami butir – butir ujarannya.
e.      Aneka kendala menyimak efektif, walaupun kita berusaha sekuat daya untuk meningkatkandiri kita menjadi seoraang penyimak yang baik , tetap saja ad
Berbagai rintangan atau kendla yang harus kita hadapi. Ada berbagai kondisi eksternal yang justru dapat menghalangi kita menjadi penyimak yang efektif :
Ø  Keegosentrisan
Ø  Keengganan ikut terlibat
Ø  Ketakutan akan perubahan
Ø  Keinginan menghindari pernyataan
Ø  Pertimbangan yang prematur
Ø  Puas terhadap penampilan eksternal.
f.        Perilaku menyimak ,memang terdapat berbagai alasan kenapa orang mau menyimak : namun demikian hanya terdapat dua tipe perilaku dalam menyimak, yaityu :
1.       Menyimak faktual yaitu penguasaan yang mantap gterhadap tekhnik – tekhnik menyimak factual ini justru memudahkan sang penyimak untuk menangkap serta memahami fakta- fakta, konsep – konsep serta informasi yang di sampaikan sang pembicara.yang menuntut  4 keterampilan khusus menyimak , yaitu :
Ø  Kita harus melibatkan diri secara total pada situasi komunikasi.
Ø  Kita harus menguasai seni atau kiat pembuatan cacatan yang tepat guna.
Ø  Kita harus mencari serta menganalisis sarana- sarana penunjang yang di utarakan oleh sang pembicara.
Ø  Kita harus mencari pola organisasi dan struktur keseluruhan sang pembicara.
2.       Menyimak empatik, menyimak empatik menolong kita untuk memahami sikap psikologis dan emosional sang pemicara dan bagaimana sikap tersebut mempengaruhi ujarannya. Ada beberap perilaku yang di tuntut dalam kegiatan menyimak empatik, di antaranya adalah :
Ø  Memperhatikan isyarat – isyarat nonverbal
Ø  Menempatkan posisi pada orang lain
Ø  Memusatkan perhatian pada pesan , bukan pada penampilan.
g.       Meningkatkan perilaku menyimak, setiap orang ingin menjadi penyimak yang unggul haruslah berusaha meningkatkan perilaku menyimak dalam dirinya. Memang banyak upaya yang dapat di lakukan untuk mencapai maksud baik ini.di bawah ini kita kemukakan beberapa langkah khusus untuk meningkatkan keteramoilan menyimak. Terutama bagi peningkatan perilaku menyimak .
Ø  Menerima keanehan sang pembicara.
Ø  Memperbaiki sikap.
Ø  Memperbaiki lingkungan.
Ø  Jangan dulu memberikan pertimbangan.
Ø  Meningkatkan pembuatan catatan
Ø  Menyaring tujuan – tujuan menyimak yang spesifik
Ø  Memanfaatkan waktu secara bijaksana
Ø  Menyimak secara rasional.
Ø  Berlatih menyimak bahan – bahan yang sulit.

        

0 komentar — Skip ke Kotak Komentar

Posting Komentar — or Kembali ke Postingan