Free Template, Anime, And Manga

Puisi Bugis (Paseng)

Bagikan ke Teman! :



Sadda mappabbati   ada,
Suara mewujudkan  kata
Ada   mappabbati   gauk,
 Kata mewujudkan perbuatan
Gauk    mappannessa    tau.
Perbuatan membuktikan manusia
Te      mettok      nawa-nawa    majak
Tak membersihkan   pikiran          jahat
Te    lessuk           ada-ada     bellé
Tak mengeluarkan   kata       dusta
Te    pugauk             macéko
Tak  melakukan perbuatan culas
Te      makkatuna     ri padanna    Tau
Tak     menghinakan      sesama       manusia
Te    takkalupa ri apoléngenna
            Tak  melupakan asal kedatangan
*      Kontruksi
bait pertama, pada baris pertama kata” sadda” di sini memiliki konteks religius. Baris kedua pada kata “ada” di kontruksikan sebagai ati macinnong yang artinya hati nurani, karena hati nurani ini tidak pernah berdusta lain halnya pada mulut yang sering berdusta. Baris ketiga yang kata “gauk” di sini di kontruksikan sebagai kedo-kedo yang artinya tingkah laku, karena pada baris ini dijelaskan bahwa tingkah laku seseorang yang membuktikan bahwa orang tersebut adalah manusia.
Bait kedua puisi paseng tersebut merupakan uraian penjelas bait pertama. Seseorang yang memelihara hati nuraninya agar tidak tertutupi élok cinna sehingga dapat menerima saddanna pawinruk-é, akan mampu membuktikan dirinya sebagai manusia, dengan mengamalkan sifat-sifat dan perilaku, namun pada kata “ri appolengenna” di kontruksikan dengan kata puang marajae yang artinya Tuhan.
*      Makna
            Pada bait pertama, baris pertama bermakna, Setiap perkataan yang di ucapkan mencerminkan kepribadian seseorang baik atau pun buruknya. Baris kedua  sama halnya dengan baris pertama bahwa kata menunjukkan setiap perbuatan atau tingkah laku manusia mencerminkan kepribadiannya. Baris ke tiga perbuatan baik adalah perbuatan yang mencerminkan kemanusiaan dan perbuatan yang buruk mencerminkan ketidak manusiawi.
            Pada bait kedua, baris pertama orang yang tidak bertakwa di dalam benaknya selalu ingin berbuat kejahatan.. Baris kedua.orang yang bertakwa kepada tuhannya tidak akan berkata bohong atau dusta. Pada baris ketiga sama halnya dengan baris kedua bahwa orang yang bertakwa tidak akan melakukan perbuatan yang dilarang oleh Tuhannya.
            Baris keempat bermakna saling menghargai sesama manusia. Dan baris ke lima bermakna manusia yang bertakwa tidak akan pernah melupakan Tuhannya.
*      Pesan
Pesan yang di sampaikan pada puisi di atas yaitu jangan melupakan Tuhan yang menciptakan segala yang ada di alam ini. Dan sebagai manusia, bertakwalah kepada sang pencipta, jangan engkau berbuat kejahatan di muka bumi ini, karena dunia ini adalah kehidupan sementara, kehidupan yang kekal itu yaitu di akhirat. Maka dari itu selagi kita masih hidup, marilah menjalankan segala perintahnya dan menjauhi segala larangannya.
*      Karakter budaya daerah bugis
Orang bugis tetap menampakkan sifat khasnya yang saling berlawanan, yaitu di tengah-tengah kemampuannya berubah dan menyesuaikan diri dengan keadaan sekitarnya, ”Orang Bugis ternyata tetap mampu mempertahankan identitas ’kebugisan’ mereka”.
dapat menghasilkan suatu potret mengenai mentalitas orang Bugis yang didominasi oleh empat sifat. Dalam lontara’ disebutkan bahwa keempat sifat tersebut adalah sulapa eppa (segi empat) yang harus dimiliki setiap pemimpin yang baik. Karena itu, jika akan tampil sebagai pemimpin selain berasal dari keturunan yang tepat, ia harus memiliki sifat-karakter: warani (berani)

2 komentar — Skip ke Kotak Komentar

Rahma Syam mengatakan...
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
Rahma Syam mengatakan...

Maaf typo, judul puisi.y apa kak?

Posting Komentar — or Kembali ke Postingan